Saudara pernah ketemu tulisan semacam judul di atas?
Atau pernahkan saudara mendengarnya?
Insya Allah kalau saudara warga NU akan pernah mendengar istilah yang tidak jauh dari judul diatas.
Saya mengambil artikel dari beberapa situs lalu saya kumpulkan dan setelah itu saya pilih dari beberapa artikel tersebut untuk saya posting disini untuk kita bahas kali ini dan sekaligus sebagai arsip saya pribadi.
Warga NU Yang Tidak Coblos PKB Tidak Akan Masuk Surga
Jakarta-Ketua Umum Partai Kebangkitan
Bangsa Muhaimin Iskandar mengungkapkan
ada 15 alasan partainya mendukung
pencapresan Joko Widodo. Namun dia hanya
mengungkapkan beberapa alasan mendasar
mengapa mantap mendukung Jokowi.
Muhaimin menitikberatkan harapannya pada
bidang perekonomian, pertama, Jokowi
diharapkan mampu mempertahankan
prekonomian yang sudah dicapai oleh
pemerintahan saat ini, agar manfaatnya terus
dirasakan rakyat.
Kedua, APBN harus berubah kebijakannya dan
anggarannya. Ketiga, segala kebijakan
pemerintah agar dapat dirasakan manfaatnya
oleh rakyat secara langsung. “Bersama PDIP,
NasDem, PKB, kita optimis mendorong Jokowi
untuk membuktikan keadaan itu,
pemerintahan yang kuat, melahirkan
kebijakan-kebijakan yang benar-benar
dirasakan masyarakat,” tegas Muhaimin
dalam acara deklarasi tiga partai politik
pendukung Joko Widodo, di DPP PDIP,
Lenteng, Agung, Jakarta Selatan, Rabu
(14/5/2014).
Pernyataan itu disampaikan Muhaimin
dihadapan Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri, Ketua Umum NasDem Surya
Paloh, dan Calon Presiden Joko widodo, serta
sejumlah elite ketiga partai tersebut.
http://www.fpkb-dpr.or.id/read/14/05/2014/muhaimin-ada-15-alasan-pkb- dukung-jokowi
Kyai NU: ‘Warga NU Yang Tidak Coblos PKB Tidak Akan Masuk Surga’
WARGA Nahdhatul Ulama (NU) yang tidak mencoblos Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan masuk surga. Pernyataan itu disampaikan oleh KH. Ushfuri Anshor dalam sebuah buku berjudul ‘Belum Terlambat Sebelum Kiamat’ yang diterbitkan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB. Di halaman 8 buku tersebut, KH Ushfuri Anshor menulis, “Barang siapa yang tidak mencoblos PKB, partai politik yang didirikan oleh PBNU pada tahun 1998, maka orang NU itu jika wafat dipastikan tidak akan masuk surga.”
Buku kontroversial itu sengaja dibagi-bagikan di Purbalingga, pada Selasa (8/1), di tengah gelaran Silaturahmi NU dan PKB di Gedung PKB, Purbalingga. Pada acara tersebut DPC PKB Purbalingga menyerukan agar warga NU bersatu guna memenangkan PKB pada Pemilu 2014. Di Purbalingga sendiri, partai itu tengah mengincar sembilan kursi DPRD. Saat ini mereka baru memperoleh lima kursi.
Sikap warga NU untuk merapat kepada PKB dinilai wajar. Sebab, menurut Deklarator PKB, Sudarno, posisi NU dan PKB seperti layaknya hubungan antara anak dan ayah. “PKB besar, NU besar. NU besar PKB juga besar,” kata Ketua Dewan Syuro DPC PKB Purbalingga, Supono di hadapan ribuan warga NU di Kota Perwira tersebut. sebagaimana dilaporkan Suara Merdeka. Pendapat senada juga disampaikan Ketua DPC PKB Purbalingga, Slamet Wahidin saat menyampaikan sambutan, “Percayakan perjuangan kepada orang NU,” serunya.
Buku terbitan DPP PKB berjudul ‘Belum Terlambat Sebelum Kiamat’ itu sebenarnya merupakan buku lama yang pernah diterbitkan pada tahun 2006. Namun oleh DPP PKB, buku itu dicetak dan diterbitkan ulang setelah dilakukan revisi termasuk mengganti kata pengantar yang ditulis oleh Sekretaris Jenderal DPP PKB, H. Imam Nahrawi.
Buku yang ditulis KH. Ushfuri Anshor itu lebih banyak berbicara tentang hujjah-hujjah dan argumen-argumen penulis tentang kewajiban warga Nahdhiyin untuk mencoblos PKB dalam pemilu di Indonesia. KH. Ushfuri secara pribadi sudah pernah menyebarkan tulisannya sejak Pemilu tahun 2004.
Diantara hujjah dan argumen Kyai Ushfuri, ia mengutip pendapat Kyai Mustahdi Abbas yang menafsirkan kata “syibron” dalam hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Abbas:
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ فَمِيتَةٌ جَاهِلِيةٌ
”Barang siapa melihat sesuatu yang tidak dia sukai dari penguasanya, maka bersabarlah! Karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, maka ia akan mati dalam keadaan mati jahiliah”. (Muttafaq ‘Alaih)
Menurut penulis buku tersebut, Kyai Mustahdi Abbas menafsirkan kata( شِبْرًا ) dalam hadits tersebut antara lain yaitu, termasuk warga NU yang benar-benar patuh kepada NU-nya tetapi tidak mau memilih PPP pada pemilu waktu itu.
“Saya yakin seandainya KH Mustahdi Abbas sampai sekarang masih hidup, pasti beliau akan berfatwa: Seluruh warga NU wajib pilih PKB, jika tidak maka dosanya tidak diampuni oleh Allah SWT,” tulis KH Ushfuri Anshor.
Lebih jauh KH. Ushfuri berargumen, bahwa warga NU harus taat kepada ulil amri-nya, yaitu induk organisasi yang menaungi warga NU.
“Warga NU, maka wajib bagi mereka taat kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sedangkan PBNU sendiri ditahun 1998 sudah mendirikan PKB, berarti seluruh warga NU wajib mendukung PKB. Kalau tidak mendukung berarti berkhianat!” tulis KH Ushfuri Anshor di halaman 28.
KH. Ushfuri mengatakan bahwa model ketaatan seperti itu juga berlaku bagi warga organisasi tertentu lainnya selain NU. “Mereka juga berkewajiban mendukung partai politik yang didirikan oleh induk organisasi mereka,” tulis KH. Ushfuri.
Dalam buku setebal 44 halaman itu, KH. Ushfuri juga menulis tentang definisi orang-orang yang disebut sebagai warga Nahdhiyin serta perbedaannya dengan warga Muhammadiyah dan Persis.
“NU adalah organisasi yang mengajarkan antara lain: tahlilan, marhabanan dan ziarah kubur disamping syari’at-syari’at Islam sebagai pokoknya. Orang-orang yang selama ini suka mengamalkan amalan itu pasti adalah warga NU (walaupun masih ada diantara mereka yang belum menyadari, atau tidak mengakui bahwa dirinya sudah menjadi warga NU). Sedangkan warga Muhammadiyah dan Persis adalah warga yang kurang suka terhadap amaliah tersebut,” urai KH. Ushfuri pada halaman 31.
Buku ‘Belum Terlambat Sebelum Kiamat’ setebal 44 halaman itu bisa di- unduh di situs DPP PKB karena sengaja dipublikasikan untuk kalangan luas.(fq/islampos/annajah)
Sumber :
http://www.islampos.com/kyai-nu-warg...k-surga-37877/
Cak Imin anggap dukungan ketua PBNU ke Prabowo bisa bahaya
Merdeka.com - Dukungan Ketua PBNU Said
Aqil Siradj kepada calon presiden Partai
Gerindra Prabowo Subianto menuai kritik.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB ) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tak
sepakat atas dukungan itu.
"Secara umum ketua umum PBNU boleh
condong ke mana saja. Yang tidak boleh
diulang-ulang dukungannya (pernyataan
tersebut)," kata Cak Imin di kantor NULion
Tower, Jl. Gajah Mada No. 7, Jakarta
Pusat, Sabtu (17/5).
Cak Imin mengungkapkan dirinya tidak
melarang dukungan secara pribadi kepada
calon presiden tertentu. Apalagi NU
menyatakan tidak ikut dalam politik
praktis. "Secara pribadi boleh. Tapi jangan
diulang-ulang itu yang bahaya," tegas dia.
Kemarin, di Masjid Kubah Emas Depok,
Jawa Barat, Said Aqil kembali menegaskan
jika dirinya secara pribadi mendukung
Prabowo sebagai capres. "Warga NU bebas
memilih siapa saja sebagai capres, tapi
saya secara pribadi mendukung Prabowo,"
kata Said Aqil.
Said mengatakan, sosok Prabowo mampu
membawa Indonesia menjadi negara yang
berdaulat sepenuhnya. Berdaulat bukan
hanya geografis tapi juga ekonomi, politik,
dan budaya.
"Kita juga harus berdaulat secara ekonomi,
politik dan juga budaya, bukan hanya
secara geografis saja. Jangan sampai
bangsa Indonesia dikangkangi oleh para
investor," ujar dia.
http://m.merdeka.com/politik/cak-imin-anggap-dukungan-ketua-pbnu-ke- prabowo-bisa-bahaya.html
https://www.kaskus.co.id/thread/538abcbf8607e7d42d8b47d9/warga-nu- yang-tidak-coblos-pkb-tidak-akan-masuk-surga-padahal--pkb-dukung- jokowi/
Ini bukan lagi hoax akan tetapi pernyataan sesat dan menyesatkan, sejak kapan PKB itu punya surga sendiri, memangnya PKB sudah punya perumahan di surga?
Ngawur banget pernyataan di atas.
(Baca Juga: Pengertian & Definisi Hoax Beserta Contoh Terkait Politik CR Bulan Ramadlan)
Apa ia, mbah Maghli dan Mbah KH. Maimun Zubair tidak masuk surga? beliau berdua adalah tokoh PPP yang sangat istiqamah. semoga saya mendapatkan bagian karomah beliau berdua Aamiin..
Saya sebenarnya sangat mudah untuk membuka aib PKB apalagi yang ada di daerah saya, namun saya tidak akan melakukan itu karena saya memang tidak mau melakukannya, namun yang jelas pernyataan di atas adalah sesat, jika dalilnya hanya masalah keluar dari jam'iyah, berarti PKB lah yang akan masuk neraka.
sesuai dengan hadits di atas:
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ فَمِيتَةٌ جَاهِلِيةٌ
”Barang siapa melihat sesuatu yang tidak dia sukai dari penguasanya, maka bersabarlah! Karena barang siapa yang memisahkan diri dari jamaah sejengkal saja, maka ia akan mati dalam keadaan mati jahiliah”. (Muttafaq ‘Alaih)
Kenapa bisa saya mengatakan begitu?
Dulu warga NU itu partainya apa sebelum PKB? ( Lihat Sebelum Muktamar NU ke 27di Situbondo fahun 1984)
Ya PPP
dan sebelum itu NU sendiri keluar dari masyumi, apakah semua NU terutama para pendiri NU akan masuk neraka?
Setelah keluar dari Masyumi NU malah bergabung dengan Nasakom. Apakah semua Kiai sepuh NU akan masuk Neraka dan tidak ada yang masuk Surga??
Keblinger banget pernyataan di atas. dan hal ini perlu ada yang meluruskan!.
Judul: Tidak Mendukung PKB & Jokowi Tidak Akan Masuk Surga Arsip & Diskusi Ramadlan
Link https://forumdiskusipilpres2019.blogspot.com/2019/01/tidak-mendukung-pkb-jokowi-tidak-akan.html
Rating: 100% based on 99998 ratings. 9489 user reviews.
Ditulis Oleh 11.40
Bagikan Ke: Facebook Twitter
Link https://forumdiskusipilpres2019.blogspot.com/2019/01/tidak-mendukung-pkb-jokowi-tidak-akan.html
Rating: 100% based on 99998 ratings. 9489 user reviews.
Ditulis Oleh 11.40
Bagikan Ke: Facebook Twitter
0 komentar:
Posting Komentar